Mengatasi Hutang

by February 4, 2015

Mengatasi Hutang

Mengatasi Hutang - Kemandirian Finansial

Di satu sisi, hutang bisa memberikan manfaat. Tapi di sini yang lain, hutang adalah bencana. Maka jangan heran jika banyak orang yang terjerumus ke dalam kubangan hutang. Akibatnya, banyak orang yang takut atau trauma terhadap hutang. Sedangkan orang yang masih berani berhutang, justru menikmati manfaatnya. Bagaimana bisa satu orang mendapat berkah dari hutang, sementara yang lain sebaliknya?

Pasti ada perbedaan besar dari kedua jenis orang tersebut dalam memandang dan mengelola hutang. Sejauh pengetahuan saya, mereka yang masih menikmati hutang adalah yang tahu persis bagaimana berurusan dengan uang. Benar mereka berhutang, tapi mereka juga punya tabungan yang memadai. Pembayaran hutang mereka lancar, jumlah tabungannya pun terus meningkat.

Kok bisa?

Yakinlah, kita semua juga bisa begitu, hanya perlu mengubah beberapa pemahaman mengenai hutang yang kurang tepat, kemudian memahami cara-cara mengoptimalkannya.

 

Langkah-langkah Mengatasi Hutang

Berikut ini adalah lima langkah efektif yang bisa dilakukan agar terbebas dari jeratan hutang.

Langkah ke 1 Dalam Mengatasi Hutang :

Buatlah daftar catatan hutang. Kebanyakan orang tidak membuat daftar ini, alasannya karena malas dan merepotkan. Yang terjadi sebenarnya adalah, mereka mengabaikan kenyataan bahwa mereka benar-benar dalam kesulitan besar. Sesungguhnya memang tidak mudah mengakui bahwa kita melakukan kesalahan, lebih mudah menyalahkan hal lain atas ketidakberuntungan kita. Justru hal inilah yang bisa makin menjerumuskan ke dalam lubang hutang yang lebih dalam lagi.

Bagaimana akan bisa melunasi hutang-hutang itu jika tidak tahu berapa dan kemana mau menyelesaikannya? Karena itu, jadilah pemberani dan mulailah mendaftar kepada siapa saja berhutang (nama perusahaan, contact person, nomor telpon, alamat), berapa jumlah hutangnya masing-masing, berapa sisa saldo hutang terakhir, berapa bunganya, berapa cicilan perbulannya, jangka waktunya, tanggal jatuh tempo dan berapa minimum pembayarannya. Setelah membuat daftar, baru kita tahu persis posisi keuangan saat ini dalam berhutang.

Langkah ke 2 Dalam Mengatasi Hutang :

Tetapkan prioritas pelunasan hutang. Jika hanya berhutang kepada satu pihak saja, maka itulah prioritas pelunasan hutang kita. Masalahnya jika kewajiban harus dilaksanakan kepada beberapa pihak sekaligus, sementara Anda dana terbatas. Mana yang harus dibayar lebih dulu? Barangkali kreditur Anda (pihak yang memberikan pinjaman) mau berbaik hati memberikan penundaan pembayaran, sehingga bisa konsentrasi pada satu pelunasan hutang dan menunda yang lain. Sayangnya kebanyakan kreditor tidak begitu.

Akibatnya menunda-nunda malah membuat hutang kita makin menumpuk ditambah biaya keterlambatan, belum lagi terus menerus distaroni debt collector. Strateginya adalah percepatan penyelesaian hutang dengan bunga yang tertinggi terlebih dulu, sebab hutang inilah yang paling besar menggerus dana. Karena itu Anda bisa membayar cicilan hutang lainnya sebesar minimum payment atau jumlah cicilan seperti biasanya. Namun khusus untuk hutang dengan bunga tertinggi dilebihkan jumlah pembayarannya. Jika punya dana lebih, lakukan pelunasan seluruhnya pada hutang dengan bunga tertinggi, kemudian hutang yang lain dicicil. Dengan cara ini Anda akan dapat menghemat pembayaran bunga.

Langkah ke 3 Dalam Mengatasi Hutang :

Stop penggunaan kartu kredit dan hindari gali lubang tutup lubang Jika memiliki beberapa kartu kredit yang terpakai sebaiknya Anda tutup kartunya. Simpan saja satu untuk berjaga-jaga. Sampai hutang Anda lunas, cegah semua pemakaian kartu kredit dan penambahan hutang jenis lainnya. Hindari gali lubang tutup lubang, dengan cara mengambil tunai dari satu kartu kredit untuk membayar tagihan kartu kredit lainnya. Berhati-hatilah juga dengan fasilitas transfer balance atau pemindahan saldo hutang kartu kredit yang satu ke kartu kredit lainnya. Jika digunakan secara bijaksana, pemindahan saldo ini sangat membantu. Ingat, kartu kreditnya jangan digunakan untuk keperluan konsumtif.

Langkah ke 4 Dalam Mengatasi Hutang :

Buatlah catatan pembayaran cicilan dan simpan buktinya. Pelaksanaan rencana bebas hutang perlu dimonitoring agar bisa dibuktikan bahwa segala sesuatu sudah pada tempatnya. Karena itu melakukan pencatatan pembayaran dan menyimpan slip pembayaran akan memudahkan untuk melakukan pengawasan. Dengan demikian posisi saldo hutang yang menjadi tolak ukur kemajuan rencana pelunasan hutang dapat dipantau kemajuannya dari waktu ke waktu

Langkah ke 5 Dalam Mengatasi Hutang :

Kendalikan pengeluaran. Sekaranglah saatnya memerbaiki kebiasaan dan cara menggunakan uang tanpa rencana. Buatlah anggaran arus kas agar tahu darimana dan berapa uang yang masuk serta berapa dan kemana saja uang keluar. Dengan membuat anggaran, maka Anda akan mempunyai panduan menggunakan uang dan membatasi pengeluaran. Biasakan membayar tunai semua pembelanjaan baik dengan uang tunai atau kartu debet, dan hindari menggesek kartu kredit.

 

Awas, Sindrom Yo Yo !

Sebenarnya problema hutang tidak sulit diatasi begitu Anda memutuskan untuk menghadapinya. Namun bagi segolongan orang tertentu, problem hutang lebih dikarenakan oleh faktor psikologis. Analoginya seperti orang minum asam mefenamat untuk menghilangkan sementara rasa nyeri dan ngilunya sakit gigi . Nah, saat emosi atau perasaan kita terluka, kita juga butuh obat penghilang rasa sakit tersebut untuk membuat perasaan bahagia kembali. Obat emosi ini berbeda untuk setiap orang. Ada yang obatnya ibadah, olah raga, atau berkebun. Sementara yang lain lebih memilih belanja gila-gilaan, ngemil, merokok, minum-minuman keras sampai narkoba. Sayangnya obat penghilang rasa sakit hanya meredakan gejala saja, tetapi tidak mengobati penyakit yang sebenarnya. Makanya jika tidak diobati sampai ke akarnya akan terjadi sindrom Yo Yo.

Lihat saja polah tingkah mainan Yo Yo yang naik turun, tidak konsisten. Di beri obat hari ini, besoknya kambuh lagi. Begitulah jeratan hutang yang sebenarnya merupakan akibat dari sindrom Yo Yo. Saldo hutang yang menumpuk terjadi akibat dari akumulasi penggunaan uang yang buruk.

Di lain pihak, tidak semua orang merasa dalam situasi seperti itu. Mereka benar-benar yakin bahwa masalah hutangnya terjadi karena keadaan memaksa. Misalnya harus membayar biaya rumah sakit atau terkena pemutusan hubungan kerja. Ini namanya situasi darurat yang tak terduga, yang mengakibatkan seseorang terluka secara finansial. Penyebab hutang semacam itu bukanlah kebiasaan penggunaan uang yang buruk. Untuk menghadapi situasi darurat seharusnya melakukan tindakan antisipasi misalnya dengan membentuk dana cadangan atau berasuransi. Dengan demikian jika terjadi risiko-risiko tidak perlu membuat Anda kesulitan membayar hutang, atau malah terpaksa mengambil hutang lebih banyak.

 

Mengapa? Bukan Berapa.

Mengurangi hutang memang tidak mudah, tetapi juga bukan tidak mungkin. Hal ini sama saja dengan berdiet mengurangi kelebihan berat badan. Kebanyakan orang menyangka ini adalah masalah kedisplinan, padahal ini semata-mata karena kurangnya alasan. Jadi bukan berapa kelebihan berat badan yang mesti saya kurangi, tetapi mengapa harus mengurangi kelebihan berat badan. Karena itu mengetahui berapa jumlah hutang yang mesti dikurangi saja tidak cukup. Lebih dari itu, temukanlah jawaban mengapa harus mengurangi hutang tersebut.

Penderitaan akibat jeratan hutang mulai dari gangguan kesehatan sampai buruknya hubungan dengan keluarga dan menurunnya performance kerja, sudah sangat membuat frustrasi. Jadi hanya terfokus pada angka pengurangan hutang malah menimbulkan ketakutan, stress, bosan dan jemu. Akibatnya Anda justru tidak mau menghadapinya, atau mau menghadapinya tetapi tidak bertahan lama. Atau, ketika permasalahan selesai – Anda kembali lagi kepada kebiasaan lama, persis seperti sindrom Yo Yo.

Coba bayangkan dalam benak Anda suatu jumlah hutang yang rasanya tidak akan pernah bisa lunasi. Bagaimana perasaan Anda? Takut. Itu pasti. Sekarang bayangkan dengan angka yang sama sebagai kebebasan finansial Anda. Bagaimana perasaan Anda? Semangat kan? Silahkan pilih sendiri, menjalankan rencana bebas hutang dengan rasa takut atau justru semangat.

 

Negosiasi Dengan Bank atau Debt Collector.

Jika setelah beberapa lama main petak umpet dan kreditur putus asa sampai kapok menagih hutang macet Anda, jangan keburu senang dulu. Mereka sama sekali tidak lupa kok. Bisa jadi mereka bahkan tengah menjual hutang Anda kepada pihak lain, contohnya kepada para debt collector. Sesungguhnya baik para kreditur maupun debt collector adalah manusia juga. Mereka akan sangat senang menerima kabar dari Anda. Sebuah telpon berikut rencana pembayaran, akan jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Begini sikap yang baik kepada mereka:

– Jangan sembunyi atau melarikan diri, bersikaplah pro aktif.

– Berbesar hatilah dengan meminta maaf atas keterlambatan pembayaran yang terjadi. Dengan niat baik maka kreditur akan lebih ingin membantu.

– Anda berniat melunasi semuanya secara bertahap, namun memerlukan keringanan pembayaran.

Jelaskan kelima langkah diatas sebagai rencana pembayaran dan tiap kreditor akan mendapatkan jatah pembayaran.

Adil kan?

Baca artikel lainnya mengenai Melunasi Hutang Kartu Kredit

 

Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)