Mengajarkan Anak Tentang Uang

by February 4, 2015

Mengajarkan Anak Tentang Uang

Mengajarkan Anak Tentang Uang

”Ayah, aku boleh minta uang seribu nggak?” tanya seorang anak.

”Buat apa?” tukas sang ayah.

”Aku mau beli es krim!” jawabnya cepat.

Penggalan dialog semacam itu, mungkin sering dialami orang tua. Anak-anak usia TK dan SD, kerapkali meminta uang jajan kepada orang tuanya. Bahkan, ketika uang jatah jajan harian yang dimilikinya sudah habis. Biasanya, mereka tidak peduli tentang uang begitu melihat jajanan yang disukainya. Lalu bagaimana mengatasinya? Apaka permintaan itu harus ditolak atau dipenuhi?

Salah satu cara terbaik mengajarkan anak tentang keuangan adalah dengan memberikannya teladan. Misal, kita menggunakan uang hanya untuk hal-hal yang perlu, seperti membayar semua tagihan kebutuhan rumah tangga, membayar cicilan dan lain sebagainya. Tidak ada salahnya kita memberitahu anak-anak akan semua kewajiban pembayaran tersebut. Memang, hal itu kadang sulit sekali. Di satu sisi, memberi teladan yang baik sangatlah melelahkan. Namun di sisi yang lain setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya mengerti tentang keuangan.

Tapi justru kadang orang tua sendiri yang mencontohkan hal-hal buruk kepada anak soal keuangan. Contoh, kita sendiri sering tidak berpikir panjang ketika berbelanja. Barang-barang yang tidak dibutuhkan pun seringkali dibeli begitu saja. Setiap ada tukang yang lewat di depan rumah, dibeli. Setiap pergi ke pusat belanja selalu jajan dan lain sebagainya. Ingat, anak-anak akan memerhatikan pola pengeluaran Anda.

Pernah seorang anak protes ketika tidak diberi uang jajan,

”Lho Mama kok boleh jajan siomay setiap hari?”

”Kemarin Papa beli tabloid? Kok aku nggak boleh?”

 

A. Apakah Mengajari Anak Tentang Uang Membuat Mereka Serakah & Boros?

Pertanyaan tersebut paling banyak meresahkan orang tua. Salah satu tujuan mengajari anak tentang uang adalah untuk mencegah mereka menjadi orang yang rakus dan boros terhadap uang. Anak-anak yang terbiasa mengelola uangnya sendiri akan menganggap uang adalah sarana mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri yang mendorong mereka terobsesi atau teperdaya oleh uang ketika dewasa kelak. Serakah dan boros adalah sifat yang sangat buruk karena sifat itu tak bisa dipuaskan, yang akan mengakibatkan ketidakbahagiaan dan kemelaratan.

Membangun sistem kekebalan karakter anak terhadap sifat serakah dan boros hanya bisa dibangun dengan program imunisasi pengelolaan keuangan. Jadi orang tua sengaja memasukkan program simulasi pengelolaan keuangan ke dalam otak anak-anak. Program simulasi ini diberikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. mengenalkan. Anak-anak balita dan usia pra sekolah dapat diajarkan tentang nilai uang melalui permainan seperti pasar-pasaran atau menabung melalui celengan. Anak-anak usia sekolah sampai remaja mungkin lebih menyukai monopoli untuk latihan mengelola uang dan berkenalan dengan investasi. Orang tua juga sudah bisa memperkenalkan mereka dengan program anggaran dan memfasilitasi mereka dengan uang saku agar mereka bisa belajar mengelola uang yang sesungguhnya dalam jumlah yang masih bisa di toleransi orang tua.

 

B. Tanggung Jawab & Kendali

Anak-anak perlu mengendalikan uang mereka sendiri. Analoginya begini, seseorang akan lebih telaten merawat hewan peliharaanya sendiri daripada merawat hewan peliharaan orang tua. Makanya, jika uang yang mereka belanjakan bukan benar-benar milik mereka, anak-anak tak punya alasan untuk mempertahankannya dan benar-benar mepertimbangkan bagaimana menggunakannya. Anak-anak yang seringkali merengek minta orang tuanya membelikan sesuatu menandakan dia tidak peduli dan kurang bertanggung jawab dengan uang orang tuanya. Untuk apa mereka bertanggung jawab, toh itu bukan uang mereka?

Sebaliknya, anak-anak akan sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka sendiri. Bukan berarti semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang wajar, anak sebaiknya diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan Anda mungkin bisa menawarkan saran berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memiliki kontrol atas uang mereka sendiri, akan selalu punya alasan untuk meminta uang kepada orang tuanya lalu menghamburkannya.

Mengajari tentang uang kepada anak dengan membiarkan mereka memegang kendali atas uang mereka sendiri. Dengan demikian mereka akan terpaksa untuk melawan berbagai keinginan untuk menghabiskannya. Dengan cara ini, orang tua juga akan terbebas dari keharusan untuk mengontrol secara ketat dan menghakimi mereka.

Simak juga artikel mengenai Pengelolaan Keuangan Bagi Anak

 

Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)