Menyiapkan Dana Pensiun

by February 4, 2015

Menyiapkan Dana Pensiun

Menyiapkan Dana Pensiun

Saya yakin, Anda sering bercermin setiap hari. Tapi pernahkah Anda memerhatikan lebih detil siapa yang Anda lihat di cermin? Mungkin seraut wajah di cermin itu menampilkan seorang profesional muda yang energik dan sedikit ambisius. Rambut lebat hitam, kulit kencang dan tidak ada masalah dengan kolesterol. Coba bayangkan 10, 20 atau 30 tahun kemudian akan berubah. Rambut hitam itu berubah putih keperakan penuh dengan uban, plus mungkin perut yang makin buncit, atau kerutan yang kian banyak di wajah.

Sadar atau tidak sadar, yang pasti kita yang muda akan mengalami tua. Dalam soal usia kita memang tidak punya pilihan selain bertambah tua tiap tahun dan makin lama kian dekat menuju pensiun. Pertanyaannya mau menghabiskan pensiun seperti apa? Semua berada di tangan Anda saat ini.

 

Mau Miskin atau Kaya?

Saat masih muda dan giat bekerja, masa pensiun adalah sesuatu yang sangat sangat jauh. Jarang sekali kita memikirkannya bukan? Mungkin yang sebenarnya terjadi adalah kita tidak sempat dan tidak mau memikirkannya, atau malah tidak berani memikirkannya. Dengan kesibukan pekerjaan yang menyita pikiran, tenaga dan waktu, nyaris tak ada yang tersisa untuk merencanakan pensiun.

Di lain pihak surat-surat tagihan yang menumpuk, urusan tetek bengek seperti mobil masuk bengkel, iuran arisan keluarga, rengekan si kecil yang minta dibelikan handphone, membuat kepala makin pusing. Jangankan merencanakan masa depan, sekarang saja sudah pas-pasan.

Sama seperti banyak hal lainnya dalam hidup ini, jalan terbaik untuk memastikan Anda dan keluarga dapat menikmati masa depan yang cerah adalah dengan merencanakannya. Dan jika menyangkut masa pensiun, jangan tunda lagi. Rencanakan sekarang juga!

 

Langkah ke 1: Menetapkan gaya hidup di masa pensiun yang realistis.

Kebanyakan orang sangat yakin bahwa gaya hidup saat pensiun pasti jauh lebih sederhana dibandingkan saat ini. Benarkah demikian? Pengeluaran mungkin akan berkurang saat pensiun, karena misalnya kita tidak lagi mengeluarkan uang transport ke kantor, cicilan rumah sudah lunas dan anak-anak sudah lulus sekolah. Hanya saja, walaupun beberapa pengeluaran hilang atau berkurang, namun akan segera digantikan oleh pengeluaran baru misalnya karena waktu luang makin banyak maka biaya rekreasi meningkat. Belum lagi biaya perawatan kesehatan.

Khusus yang disebut terakhir, kemungkinan besar kita akan mengunjungi dokter lebih sering daripada datang ke arisan keluarga. Bahkan lebih dari sekedar bermunculan pengeluaran baru, pengeluaran lama juga meningkat karena efek inflasi.

Kesimpulannya, walaupun penghasilan kita terhenti karena pensiun namun kebutuhan hidup terus berjalan. Masalahnya ada perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, tergantung dari gaya hidup seperti apa yang akan kita pilih setelah pensiun. Gaya hidup sederhana akan membuat pengeluaran kecil, sedangkan gaya hidup konsumtif akan membuat pengeluaran makin besar. Pastikan kita sudah memilih gaya pensiun seperti apa sejak sekarang!

 

Langkah ke 2: Memerkirakan besarnya kebutuhan biaya hidup di masa pensiun

So, how much is too much or too little?

Umumnya orang menyetujui bahwa, kita membutuhkan 75% sampai 85% penghasilan saat ini agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup pensiun. Jumlah kurang dari itu akan menyulitkan seseorang melakukan penyesuaian terhadap pengeluarannya, sementara target kebutuhan pensiun lebih dari itu juga akan memerlukan alokasi dana ekstra untuk mempersiapkannya.

Kabar baiknya, jika mempunyai waktu panjang menjelang pensiun berarti kita mempunyai kesempatan untuk bisa mencapai target dana pensiun lebih besar. Uang yang semakin lama kita tabung atau kita endapkan, akan menghasilkan jumlah yang lebih besar. Sehingga alokasi dana pensiun lebih banyak.

Untuk menetapkan pengeluaran biaya hidup masa pensiun paling tidak ada 3 asumsi yang bisa kita gunakan berdasarkan persentase dari pengeluaran saat ini yaitu:

75% sampai 85%
• Berharap memiliki gaya hidup yang biasa dan tidak akan mengeluarkan biaya yang besar.
• Tidak mempunyai tabungan yang cukup.
• Untuk memasuki masa hari tua kurang dari 20 tahun lagi.

90%sampai 100%
• Merencanakan gaya hidup yang sama seperti saat ini.
• Memiliki waktu yang cukup panjang untuk menabung sebelum masa tua.

120% sampai 125%
• Mempunyai tujuan hidup mewah.
• Memiliki aset yang cukup besar, waktu dan sumber dana yang besar.

Langkah ke 3: Memerkirakan besarnya sumber dana pensiun kelak

Andai kita sudah memilih salah satu dari asumsi kebutuhan hidup pensiun seperti tabel di atas, langkah selanjutnya adalah menghitung berapa persiapan dana pensiun yang sudah dilakukan. Jika kita mengikuti program pensiun dari perusahaan atau biasa dikenal dengan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), perlu ditanyakan mengenai:

(a) Bagaimana dana pensiun tersebut akan kita terima (sekaligus atau dicicil?) dan berapa jumlahnya?

(b) Berapa kontribusi iuran pensiun yang menjadi bagian kita, dan apakah bisa ditingkatkan porsinya?

Kalau kita sudah mengetahui jawaban (a), berarti tinggal melihat apakah jumlah tersebut setara dengan besarnya kebutuhan hidup pensiun pada langkah ke 2. Jika tidak, bisa menambah kekurangannya, misalnya dengan menambah porsi iuran pensiun dari gaji. Jika (b) bisa, berarti potongan gaji untuk kontribusi pensiun akan lebih besar lagi. Jika (b) tidak bisa ditingkatkan, maka kita bisa menambahkan sendiri dengan membeli program pensiun lain atau investasi jenis yang lainnya.

 

Gambar berikut ini adalah beberapa alternatif sumber penghasilan pensiun yang bisa dipilih :

44

 

Langkah ke 4: Mendanai kekurangannya

Surprise!

Rekening Dana Pensiun Pemberi Kerja tidak cukup membiayai pensiun. Tapi tidak perlu panik, mari kita cari cara untuk mendanai kekurangannya.

Besar kecilnya kekurangan akan tergantung dari 3 hal, yaitu:

– Jangka waktu menuju masa pensiun semakin panjang maka semakin ringan setoran investasinya.
– Semakin tinggi asumsi tingkat investasi yang diharapkan semakin ringan setoran investasinya. Hati-hati tingkat investasi makin tinggi, maka demikian juga risikonya.
– Cara berinvestasi, secara rutin bulanan atau sekaligus di depan. Setoran rutin bulanan tentunya lebih ringan daripada harus menyediakan sekaligus sejumlah besar dana saat ini. Namun jika dijumlahkan setoran rutin bulanan bisa jadi lebih besar daripada berinvestasi sekaligus. Belum lagi masalah kepraktisannya, setoran bulanan memang lebih merepotkan dibandingkan sekali setor saja.

Inflasi Yang Menggerogoti!

Kesalahan umum yang paling sering dilakukan saat memersiapkan pensiun adalah tidak memasukkan asumsi inflasi ke dalam perhitungannya. Bayangkan jika penghasilan pensiun yang diterima selalu sama jumlahnya, padahal harga barang dan jasa selalu naik tiap tahun. Akibatnya makin tua kita bisa makin miskin.

Perhatikan baik-baik, pada langkah ke-2 saat menentukan besarnya kebutuhan biaya hidup pensiun. Apapun asumsi yang digunakan, pastikan nilainya disetarakan dengan inflasi. Illustrasinya begini, Anda mempunyai waktu 10 tahun menjelang usia pensiun dan gaji saat ini adalah Rp 5 juta atau Rp 60 juta per tahun. Kemudian Anda menentukan bahwa asumsi kebutuhan pensiun adalah 75% dari gaji saat ini, berarti Rp 3,75 juta atau Rp 45 juta pertahun.

Saat pensiun nanti Anda membutuhkan dana yang setara dengan Rp 45 juta tersebut pertahun. Jadi berapa nilai yang setara dengan Rp 45 juta 10 tahun lagi jika asumsi inflasi 10% pertahun. Ternyata nilainya setara dengan Rp 116.718.411,-. Itu baru tahun pertama pensiun, jika diteruskan ke tahun ke-2, 3 dan seterusnya Anda bisa bayangkan sendiri betapa besarnya jumlah dana pensiun yang harus disiapkan.

 

Intinya, pada masa pensiun nanti anda membutuhkan penghasilan yang sejalan dengan inflasi. Karena itu mengandalkan program pensiun saja bisa jadi tidak cukup. Cara terbaik adalah dikombinasikan dengan rencana investasi lain yang hasilnya lebih tinggi daripada inflasi.

Baca artikel lainnya mengenai Siapkan Dana Cadangan

 

Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)