Perkembangan Investasi Unit Link

by March 2, 2015

Perkembangan Investasi Unit Link

Perkembangan Investasi Unit Link

Pertanyaan :

Dear Mbak Mike, mohon bantuannya. Saya memiliki unit link di AXA Mandiri, dari hasil perkembangan yang saya lihat selalu menurun dan sekarang kondisi perekonomian global sedang terguncang, maka menurut anda apa yang harus saya lakukan? Apakah saya tutup saja dan saya beralih ke deposito? Atau wait and see saja (tapi saya takut akan merugi). Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Salam, Recky

Jawaban :

Dear Pak Recky,

Perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini pada bursa saham dunia sebagai imbas dari krisis ekonomi global 2008 yang berawal dari kredit macet perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat, memang sangat luar biasa dan mampu membuat jantung para pelaku pasar modal kita berpacu cepat bak juara dunia pelari sprinter. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu singkat harga saham rontok dan Bursa Efek Indonesia mencatat penurunan lebih dari 50% sepanjang tahun ini.

Namun terlepas dari masalah tersebut, sebagai investor kita wajib tahu bahwa investasi pada saham adalah jenis investasi yang memang, beresiko tinggi. Karena faktor resikonya inilah imbal hasil yang dapat kita peroleh darinya, secara jangka panjang, lebih tinggi dari instrumen lainnya seperti deposito dan obligasi.

Dalam suatu artikel di salah satu blogger investasi di Luar Negeri, saya pernah membaca bahwa pada dasarnya pasar dikendalikan (hanya) oleh 2 kondisi emosi dari pelakunya : fear and greed.

Dalam dunia investasi, greed dikenal sebagai suatu gairah yang berlebihan untuk memperoleh sebanyak mungkin kekayaan dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya. Biasanya kondisi emosi ini muncul dalam situasi pasar yang sedang bullish (bagus), dimana harga-harga saham melambung tinggi dan investor menikmati (potensi) keuntungan yang berlipat ganda dari hasil investasinya. Pada saat itu investor cenderung untuk terus dan terus menambah investasinya agar keuntungannya semakin berlipat ganda, (terkadang) tanpa memikirkan resikonya dikemudian hari.

Sebaliknya fear adalah suatu kondisi emosi yang sangat kuat pada diri seseorang yang timbul sebagai langkah untuk mengantisipasi suatu ”bahaya”. Biasanya kondisi emosi ini muncul dalam kondisi pasar yang sedang bearish (buruk), seperti yang terjadi saat ini, dimana harga-harga saham mengalami penurunan drastis dan kondisi pasar secara keseluruhan dapat berpotensi menjadi lebih buruk lagi. Pada saat ini investor cenderung menjual sahamnya, bahkan terkadang pada harga yang sangat murah, untuk meminimalisir kerugian mereka atau untuk sekedar menghindarkan diri mereka dari resiko yang lebih jauh, yaitu : kehilangan seluruh investasinya.

Agar tidak terjebak oleh situasi yang tidak menguntungkan, seorang investor perlu memiliki kemampuan untuk mengelola dan menyeimbangkan perasaan ”fear and greed” yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan investasi, sangat disarankan bagi seorang investor untuk mengenal dan memahami prinsip-prinsip dasar investasi, antara lain :

1. Investasi harus dilakukan sesuai dengan tujuan investasi (jangka panjang, menengah atau pendek), kebutuhan arus kas (cash flow) dan profil resiko.
2. Harus disadari sepenuhnya bahwa setiap investasi memiliki potensi hasil dan resiko. Biasanya, semakin tinggi potensi hasilnya semakin besar resikonya.
3. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, cobalah untuk melakukan diversifikasi .

Setelah tujuan investasi ditetapkan dan profil resiko diketahui, barulah kita memilih instrumen investasi yang sesuai. Berdasarkan potensi imbal hasil vs resiko, dikenal 3 jenis instrumen investasi, yaitu :
1. Deposito, potensi imbal hasil dan resikonya rendah. Jangka waktu investasinya biasanya kurang dari 1 tahun.
2. Obligasi, potensi imbal hasil dan resikonya sedang. Untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal, investasi sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu minimal antara 1–3 tahun.
3. Saham, potensi imbal hasil dan resikonya tinggi. Untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal, investasi sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu minimal antara 3-5 tahun. Berdasarkan data historis, semakin panjang investasi yang dilakukan, imbal hasil yang diperoleh semakin maksimal.

Nah Pak Recky, pada saat Bapak mengambil investasi pada unit Link Axa Mandiri, apakah Bapak sudah melakukan tahapan-tahapan diatas sebelum menjatuhkan pilihan pada instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil resiko Bapak?

Jika memang belum,  menurut saya yang perlu Bapak lakukan saat ini adalah mengkaji ulang karakter diri Bapak dalam melakukan investasi untuk mengetahui profil resiko yang bisa Bapak tolerir dan menetapkan tujuan investasi yang jelas, sebelum Bapak menentukan langkah selanjutnya.

Jika ternyata profil resiko Bapak tidak sesuai dengan produk diambil saat ini, saya sarankan untuk segera melakukan penyesuaian.

Apabila telah sesuai, sebaiknya Bapak bersabar dan tetap fokus pada tujuan investasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Demikian saran saya. Semoga bermanfaat.

Silahkan juga disimak artikel mengenai investasi pada saham Bermain Saham Tanpa Berhutang Untuk Pemula

 

 

Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)