Siapkan Dana Cadangan
Setahu saya, setiap pemerintahan di manapun di muka bumi ini, pasti memiliki cadangan devisa. Uang tersebut dipakai untuk keperluan-keperluan non anggaran atau yang berada di luar anggaran yang bersifat mendesak. Kian besar cadangan devisa sebuah negara, biasanya semakin makmur juga negara tersebut. Amerika Serikat dan negara-negara industri maju, mempunyai cadangan devisi puluhan kali lipat lebih besar dibanding negara berkembang.
Ternyata, konsep cadangan devisa tersebut, penting juga diterapkan dalam sebuah kelurga. Namanya bukan cadangan devisa, melainkan dana cadangan biasa. Untuk apa keluarga memiliki dana cadangan? Bukankah penghasilan bulanan sudah cukup? Jika kurang ya tinggal mencari hutangan…
Kadang-kadang walaupun orang sudah mempunyai anggaran belanja, tetap saja kebobolan. Hal ini biasanya karena ada pengeluaran tidak rutin atau tak terduga yang tidak terdapat dalam anggaran. Misalnya ada saudara pinjam uang, memberikan hadiah ulang tahun, sumbangan pernikahan, dan lain-lain. Biasanya untuk membayar pengeluran tak terduga ini kita terpaksa mengambil simpanan dari tabungan atau deposito atau memakai kartu kredit. Jika hal ini terjadi terus menerus akibatnya tujuan investasi Anda bisa tidak tercapai karena dananya selalu terpakai.
Karena itu bentuklah dana cadangan minimal sebesar 2 atau 3 kali pengeluaran keluarga per bulan untuk membayar pengeluaran mendadak yang tidak rutin ini. Jika penghasilan tidak rutin atau belum stabil maka bentuklah dana cadangan lebih besar lagi. Sebelum berinvestasi untuk tujuan keuangan apapun, pastikanlah sudah membentuk dana cadangan terlebih dahulu.
A. Pentingnya Memiliki Dana Cadangan
Anda tidak perlu malu jika merasa takut berinvestasi karena tidak ingin kehilangan uang Anda. Tidak peduli betapa seringnya Anda mendengar slogan-slogan investasi yang mengatakan bahwa setiap investasi pasti berisiko. Semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula returnnya, dan begitu juga sebaliknya. Tidak apa-apa jika Anda takut kehilangan uang Anda, karena kita memang harus tetap menjamin keberadaan sejumlah harta tunai kita dengan aman. Namun menyimpannya di bawah bantal hanya untuk menghindari risiko investasi bukanlah cara yang terbaik, sebab banyak tempat yang lebih baik dalam menyimpan uang Anda.
Tiap kali mendengar kata investasi mungkin seringkali yang terlintas dalam benak kita adalah the bulls and the bears . Istilah ini memang kedengarannya gagah sekali seperti nama hewan yang dipakainya. The bulls , seperti artinya dalam bahasa Indonesia adalah banteng. Tanduk banteng yang mencuat ke atas digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang bergairah atau naik. Adapun the bears atau beruang, cara beruang yang membungkuk ke tanah saat berjalan, sehingga seringkali digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang sedang turun atau lesu. Nah…kalau the bulls and the bears adalah 2 istilah yang sangat populer dalam investasi di pasar modal, maka dalam perencanaan keuangan perorangan dan keluarga perilaku gagah-gagahan tadi sebaiknya diimbangi dengan satu istilah lagi yaitu the chickens atau si ayam.
Kalau Anda perhatikan gerak gerik seekor ayam yang kelihatan sekali penakutnya, maka cobalah Anda berdiri kurang lebih 2 meter darinya, kemudian tiba-tiba anda menghentakkan kaki dengan keras serta merta si ayam pasti lari terbirit-birit. Kalau Anda merasa seperti si ayam tadi saat berinvestasi, dan memilih ekstra hati-hati ketimbang berani tapi bisa mati seperti si kerbau atau beruang, maka bukan berarti Anda penakut. Karena penting sekali untuk berlaku seperti si ayam terhadap sejumlah uang kita, karena uang tersebut memang harus ada dalam genggaman Anda , tidak boleh hilang tidak boleh berkurang nilainya , tersimpan ditempat yang aman dan likuiditasnya tinggi . Inilah yang saya maksud dengan chicken money alias dana cadangan. Some money we can’t afford to lose.
B. Mengapa Dana Cadangan Dibutuhkan
Bayangkan jika semua uang Anda habis dibelikan saham, diinvestasikan ke dalam properti, digunakan untuk bisnis bagi hasil, dibelikan dolar, dipinjamkan dengan bunga tinggi. Sewaktu-waktu Anda membutuhkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar untuk keperluan mendadak, bisa-bisa tidak tersedia dananya. Karena akan sulit menarik uang Anda jika sudah terlanjur digunakan untuk modal usaha, membutuhkan proses cukup lama juga untuk mengubah rumah menjadi uang tunai, bahkan kemungkinan besar bisa jumlahnya berkurang sebab harga jualnya jauh lebih rendah daripada harga belinya, seperti risiko yang bisa terjadi pada saham dan dolar.
Pertanyaan selanjutnya adalah keperluan mendadak seperti apa yang membutuhkan sejumlah dana tunai dengan segera ? Kita sudah tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, sama saja tidak mulusnya dengan anggaran belanja yang sudah kita rencanakan namun sulit sekali dalam pelaksanaanya.
Dana cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi sebagai berikut:
– Berbagai musibah yang bisa menimbulkan kerugian finansial bisa saja terjadi tanpa bisa diperkirakan. Musibah-musibah seperti sakit, kecelakaan mobil, kebakaran pada rumah, kematian adalah peristiwa-peristiwa yang seringkali bisa memaksa Anda untuk mengeluarkan sejumlah uang tunai dalam jumlah cukup besar secara mendadak. Kalaupun Anda telah mengcover kerugian-kerugian finansial yang terjadi akibat musibah tersebut dengan mengambil asuransi, tetap saja sejumlah dana tunai harus tersedia. Biaya berobat dan rawat inap di rumah sakit, membayar biaya perbaikan mobil, memperbaiki rumah akibat kebakaran, atau membayar biaya penguburan, biasanya harus di bayar dulu di depan. Pembayaran ini seringkali tidak bisa ditunda sampai proses reimburse atau klaim asuransi dan administrasinya selesai.
– Tidak enaknya menjadi karyawan adalah kita bisa kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Sayangnya PHK bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali Anda. Mungkin Anda akan mendapat pesangon, namun hanya cukup untuk beberapa bulan saja, padahal mencari pekerjaan tidak mudah. Itupun kalau dapat pesangon, kalau tidak keadaan bisa jadi lebih rumit lagi. Jika Anda seorang wirausaha, maka Anda pasti tahu bahwa bisnis bisa saja bangkrut dan penghasilan usaha terhenti. Untuk menghadapi situasi seperti ini maka diperlukan sejumlah dana cadangan uang tunai yang bisa mencukupi pengeluaran keluarga selama belum mendapatkan penghasilan kembali.
– Timbulnya pengeluaran tidak terencana seperti pemberian hadiah, sumbangan, liburan, atau pengeluaran yang sesekali saja terjadi dan sifatnya tidak rutin. Pengeluran ini seringkali juga tidak bisa diduga kapan akan terjadinya. Masalahnya penghasilan kita biasanya habis untuk pengeluaran yang rutin saja dan jarang sekali bisa mencadangkan untuk pengeluaran tidak rutin. Dengan adanya dana cadangan maka pengeluaran tidak rutin bisa dibayar tanpa harus mengganggu anggaran belanja bulanan.
Tidak peduli apakah kondisi keuangan Anda sudah stabil dengan karir yang baik dan gaji yang tinggi, apakah Anda sudah memasuki usia pensiun, atau jika Anda masih muda dan baru mulai berkarir, maka siapapun Anda dan bagaimanapun situasi keuangan Anda saat ini. Anda harus tetap memiliki sejumlah dana cadangan. Tujuan untuk membentuk dana cadangan ini adalah agar Anda tidak kesulitan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya darurat atau emergency , membiayai pengeluran keluarga jika penghasilan keluarga terhenti tiba-tiba karena PHK , dan membiayai pengeluaran tidak rutin lainnya.
C. Dimana Menyimpan Dana Cadangan & Berapa Besarnya
Dana cadanag sebaiknya disimpan di tempat aman, mudah diambil dan tidak akan membuat kehilangan nilai pokoknya. Seperti tabungan, deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia. Namun, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali tergoda untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangakan dalam memilih produk investasi yang tepat untuk dana cadangan:
1. Lihat Likuiditasnya. Faktor yang paling penting untuk penempatan dana cadangan adalah likuiditasnya. Dana cadangan harus disimpan di instrumen investasi yang dapat segera dicairkan seperti reksadana yang hanya butuh waktu kurang lebih 3 hari untuk mencairkannya.
2. Perhatikan jangka waktunya. Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek saja. Pilih produk invesatsi yang memang diranacang khusus utnuk investasi jangka pendek malsimal satu tahun. Sebab begitu Anda menginvestasikannya pada produk invesatsi lebih dari satu tahun, maka dana cadangn Anda akan terpengaruh risiko pasar. Misalnya jika Anda membeli obilgasi dengan jangka waktu 3 tahun dengan kupon bunga 7%, ternyata ditahun ke dua suku bunga obligasi dipasar rata-rata megalami kenaikan menjadi 9%, akibatnya Anda rugi 2%. Kalaupun Anda ingin menjualnya mungkin harus didiscount, sebab orang tentunya lebih memilih obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi.
3. Perhatikan risiko kreditnya, tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah atau lebih baik daripada surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan swasta yang seang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi.
4. Perhatikan biaya-biayanya. Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula potongan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, managemet fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.
5. Jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Jumlah yang ideal adalah sebesar 6 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Jika pekerjaan maupun penghasilan Anda belum stabil maka sebaiknya jumlah dana cadangan yang dibentuk semakin besar misalnya 12 kali pengeluaran keluarga Anda perbulan. Suatu saat dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali sampai targetnya tercapai. Setelah target tercapai berhentilah. Begitu seterusnya
Berinvestasi untuk membentuk dana cadangan, memang tidak terlalu menarik, sebab tidak membuat Anda kaya, namun juga tidak membuat Anda miskin. Investasi dalam dana cadangan minimal tidak akan membuat kehilangan nilai pokok investasi. Tapi paling tidak pertumbuhan dalam dana cadangan bisa menyamai inflasi, bahkan kadang-kadang bisa juga diatas inflasi. Yang pasti investasi pada dana cadangan tidak membuat Anda sulit tidur. Ingat! Khusus untuk dana cadangan maka bukan return investasinya yang penting tetapi bagaimana agar simpanan kita bisa kembali utuh.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)