Solusi Pintar Belanja Bulanan
Tanggal gajian adalah saat yang selalu dinanti-nanti setiap orang. Sebab habis menerima gaji berarti uang sudah ditangan dan itulah saatnya belanja bulanan. Membayangkan diri Anda bersama sang suami atau istri juga anak-anak berjalan mantap mendorong trolley belanja. Sungguh menyenangkan.
Setelah penat bekerja hampir sebulan penuh, bolehlah kita menikmati pemandangan jajaran rak penuh barang-barang dengan kemasan cantik. Juga memanjakan lidah dengan aneka cemilan menggugah selera yang menunggu dengan yakin bahwa Anda tidak akan bisa tidak membawa mereka pulang. Belanja rumah tangga atau groceries shoping memang bukan sekedar urusan dapur namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Pernahkah Anda menghitung berapa banyak uang yang telah Anda habiskan untuk belanja rumah tangga?
Kebanyakan orang mungkin tidak berpikir panjang saat mengambil barang-barang tersebut dari rak. Ketika berada di depan kasirlah yang menjadi momen penentuan apakah Anda belanja terlalu banyak atau tidak ?
Mau tahu berapa banyak rata-rata keluarga Indonesia membelanjakan gaji mereka untuk belanja rumah tangga. Mari kita lihat hasil survey pola belanja rumah tangga Indonesia yang diadakan tahun 2013 oleh Kadence Indonesia :
Dari survey tersebut diketahui bahwa keluarga Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 70% penghasilan mereka untuk pengeluaran rumah tangga dan yang paling besar adalah belanja rumah tangga seperti food & beverages.
Porsi belanja yang terlalu besar membuat anggaran rumah tangga menjadi tidak seimbang. Orang menjadi kesulitan menabung dan berinvestasi.
Penyebab utamanya adalah impulsive buying atau belanja tanpa rencana. Hal ini terjadi karena orang membeli apa yang diinginkannya lebih banyak daripada kebutuhannya
Akibatnya kita hanya fokus pada kebutuhan hari ini saja, padahal ada kebutuhan masa depan yang perlu dipersiapkan sejak sekarang. Karenanya kita tidak boleh menyepelekan kegiatan belanja rumah tangga jika tidak ingin terjerat impulsive buying.
Kuncinya Adalah Perencanaan Keuangan Sebelum Berbelanja
Impulsive buying terjadi karena kita tidak memiliki perencanaan saat akan berbelanja sehingga mudah tergoda. Untuk itu disarankan membuat daftar belanja, yang berisi barang apa saja yang perlu kita beli.
Agar daftar belanja menjadi efektif , lakukan langkah-langkah ini :
1. Tetapkan tujuan belanja, apakah akan belanja untuk penampilan (busana dan perlengkapannya), apakah perlu membeli peralatan sekolah, atau apakah untuk membeli makanan, alat kebersihan atau keperluan rumah tangga lainnya
2. Lakukan stock opname, periksa dirumah Anda apakah ada barang yang sama, berapa jumlahnya dan apakah barang yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda. Tahapan ini sangat penting agar Anda tidak membeli barang yang sama padahal sudah ada.
3. Tuliskan barang yang dibutuhkan, berapa banyak yang ingin dibeli, dan berapa kira-kira dana yang akan Anda anggarkan untuk barang tersebut. Anda bisa menggunakan secarik kertas, buku atau gunakan aplikasi di gadget Anda
4. Selanjutnya tetapkan akan belanja dimana. Apakah semua barang yang dibutuhkan dapat dibeli di satu tempat sekaligus atau di beberapa tempat yang berbeda
5. Tetapkan kapan akan berbelanjanya, apakah setelah pulang kantor, sambil menunggu anak sekolah
Tips pintar menghemat belanja rumah tangga :
Penghematan bukan berati kita tidak berbelanja sama sekali, tetapi menggunakan uang lebih efisien. Intinya penghematan adalah kita fokus pada kebutuhan sehingga terhindar dari pemborosan. Berikut ini beberapa tips pintar melakukan penghematan :
1. Pemangkasan (”Trim your budget”) artinya melakukan pengurangan, pemotongan atau meniadakan sama sekali suatu pembelanjaan. Contohnya memangkas pengeluaran membeli baju, meniadakan biaya berlangganan TV kabel.
2. Subtitusi artinya mengganti pembelian suatu barang dengan barang lain yang fungsinya sama namun harganya berbeda. Contoh, jika lauk daging mahal, bisa diganti dengan lauk ayam, ikan atau telur. Contoh lain kebutuhan sandang misalnya , dapat disubtitusi dari pakaian branded menjadi produk second liner nya
3. Mengurangi frekuensi , artinya mengurangi aktifitas pembelanjaan . Contoh, sebelumnya setiap minggu nonton bioskop dan makan di restaurant, sekarang dilakukan dua minggu sekali saja.
4. Alat Pembayaran
Alat pembayaran seperti kartu debit maupun kartu kredit dapat membantu pengaturan arus kas rumah tangga jika digunakan dengan baik. Jika digunakan tidak semestinya justru akan menyusahkan diri sendiri. Penggunaan kartu debet sebagai pengganti uang tunai tidak menimbulkan kewajiban hutang seperti kartu kredit. Namun kita tidak selalu bisa mengandalkan uang tunai bukan.
Kartu kredit cocok untuk kebutuhan darurat, juga untuk transaksi dalam jumlah yang terlalu besar jika harus di bayar tunai. Kartu kredit juga cocok untuk transaksi belanja melalui e-commerce. Kartu kredit hanya cocok jika anda disiplin dalam membayar tagihannya.
Berbagai tawaran penghematan melalui kartu kredit seperti diskon belanja, program cashback, gratis voucher belanja, harus anda cermati dengan baik. Program benefit kartu kredit akan memberi manfaat optimal dan benar-benar memberikan janji penghematan ketika kartu kredit di kendarai seperti uang tunai anda sendiri. Artinya setiap kali Anda menggunakan limit kartu kredit maka begitu tagihannya datang, dibayar lunas semuanya. Sehingga dengan promo diskon tadi Anda benar-benar hemat karena mengeluarkan uang kurang dari budget Anda, dan bukannya membayar lebih banyak dari seharusnya karena harus membayar bunga cicilan akibat hanya membayar minimum paymentnya saja.
Salam Sukses Finansial,
Baca artikel lainnya mengenai “Tipe Pembelanja Seperti Apakah Anda?”
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)