Mengukur Tingkat Kecukupan Dana Cadangan
Jumlah harta kekayaan seseorang seharusnya meningkat dari tahun ke tahun, bukan malah berkurang. Namun orang seringkali menumpuk barang-barang yang disangkanya harta padahal nilainya berkurang terus. Misal tas, sepatu, busana, barang-barang elektronik dan lain-lain. Betapa seringnya kita menukar uang tunai, menarik dana dari simpanan untuk membeli barang-barang seperti itu.
Kalau kita berpikir lebih rasional, pasti tidak mau menukar uang dengan barang yang nilainya turun terus. Iya dong! Coba bayangkan jika uang tersebut tetap sebagai uang dalam tabungan. Nilainya bukan berkurang tapi akan terus bertambah sesuai berapa lamanya uang tersebut disimpan. Makin lama, pasti makin besar jumlahnya. Sedangkan barang-barang tadi, makin lama kian berkurang nilainya.
Bahkan barang-barang konsumtif itu akan sulit membantu kita ketika sedang membutuhkan uang tunai. Paling-paling menjualnya dengan harga sangat murah, atau menggadaikannya dengan nilai sangat rendah di pegadaian. Itupun perlu waktu karena tidak mudah menemukan orang yang mau membeli barang-barang ’bekas’ kita. Jangankan barang konsumtif, barang investasi seperti rumah atau tanah pun tidak bisa dengan cepat berubah menjadi uang.
Bayangkan jika kita membutuhkan dana darurat, misal anak sakit atau sang kepala keluarga terkena PHK. Kita pasti membutuhkan banyak uang dengan segera. Dari mana kita mendapatkannya kalau selama ini kita hanya menumpuk harta konsumtif?
Poin dari bagian ini adalah jangan terlalu banyak menukar uang tunai dengan barang-barang konsumtif atau harta yang tidak likuid. Kita harus selalu punya persediaan uang tunai. Hidup ini penuh dengan berbagai kejutan yang menyenangkan atau yang kurang menyenangkan, yang menuntut kita untuk mempunyai persediaan dana tunai yang cukup. Dana cadangan ini sebaiknya berbentuk simpanan yang mudah dicairkan dan tidak mengurangi nilai pokoknya.
Secara umum sebuah keluarga disarankan mempunyai cadangan uang tunai sebesar 3 s/d 6 kali jumlah pengeluaran rutin per bulan. Semakin penghasilan keluarga tersebut tidak rutin dan tidak stabil maka jumlah dana cadangannya pun harus semakin besar. Untuk mengukur tingkat kecukupan dana cadangan pada sebuah keluarga, berikut rumusannya:
Contoh perhitungan:
Jika jumlah harta likuid (uang tunai, tabungan, deposito, reksa dana pasar uang) sebesar Rp 10 juta, pengeluaran perbulan adalah Rp 3 juta maka tingkat likuiditas keluarga tersebut adalah:
Dengan demikian nilai 3,33 adalah bahwa jumlah harta likuid yang bisa menjadi dana cadangan tersedia sebesar 3,33 kali pengeluaran keluarga perbulan. Artinya jika sampai penghasilan keluarga terhenti, maka masih bisa bertahan selama kurang lebih 3 bulan dengan dana cadangan tersebut sebelum penghasilannya normal kembali.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)