Perlukah Melakukan Evaluasi KPR Jelang Akhir Tahun?
Informasi penting tentang program KPR BII :
1. Ini adalah program untuk KPR dan refinancing utang yang memberikan bunga BI rate + 3,5% (jika BI rate sekarang 5,75% artinya bunga yang diberikan BII 9,25%)
2. Tenor pinjaman dibagi empat
– untuk kepemilikan rumah maksimal 15 tahun
– apartemen dan ruko/rukan maksimal 10 tahun
– kaveling siap bangun maksimal 5 tahun
– refinancing maksimal 10 tahun
3. Besarnya pinjaman:
– untuk pembiayaan rumah, apartemen, kaveling siap bangun dan ruko/rukan Rp100 juta – Rp5 miliar
– untuk refinancing Rp100 juta – Rp 2,5 miliar
4. Tawaran lain nasabah BII KPR Floating Rate akan mendapatkan manfaat: bebas penalti jika hendak melakukan pelunasan lebih awal dari masa kredit, mendapatkan hadiah asuransi jiwa dan kesehatan untuk tahun pertama serta bebas iuran tahunan BII Kartu Kredit selama masa cicilan KPR berlangsung
5. Tawaran ini berlaku hingga Desember 2012
Informasi penting tentang program KPR BCA :
1. Bunga 8,5% untuk lima tahun pertama
2. Untuk KPR dan refinancing utang
3. Program ditawarkan hingga Desember 2012
Informasi tentang suku bunga dasar kredit (SBDK) yang dikeluarkan BI. Berdasarkan data terakhirt BI per akhir September 2012 berikut ini 10 bank yang menawarkan bunga kredit terendah :
1. Bank Pembangunan Daerah Riau dan Kepri (BPD Riau) = 5,98%.
2. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (BPD Jateng) = 6,68%
3. Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD Bali) = 7,95%
4. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BPD Jatim) = 8,12%
5. Standard Chartered Bank = 8,32%
6. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BPD Jabar) = 8,35%
7. HSBC = 8,50%
8. ANZ Panin Bank = 8,60%
9. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BDP Sumut) = 8,66%
20. Bank Artha Graha = 8,71%
1. Apakah perlu melakukan peninjauan atau evaluasi atas kredit kepemilikan properti kita tiap akhir tahun? Mengapa mohon dijelaskan? Atau Mas Andy punya pertimbangan lain, sebaiknya evaluasi kredit hanya dilakukan tiap beberapa tahun sekali?
Tergantung dari kebutuhan dan tujuannya. Menurut saya apabila properti yang sedang kita angsur pembayarannya tujuannya untuk investasi, tidak ada salahnya untuk dilakukan evaluasi demi mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar. Namun bila digunakan sebagai tempat tinggal, saya pribadi kurang tertarik. Alasannya adalah untuk memindahkan kredit diperlukan proses pengumpulan dokumen administrasi yang cukup banyak, ditambah lagi pastinya dalam pengurusan administrasi ada biaya yang harus dibayarkan. Namun bisa jadi semisal ada individu yang setelah dihitung-hitung antara biaya administrasi yang harus dibayarkan plus kerepotan yang ditimbulkan sebanding dengan bunga yang akan dibayarkan, silahkan saja.
2. Jika jawabannya perlu melakukan evaluasi; apa saja yang penting dievaluasi? Mohon dijelaskan?
Yang perlu dievaluasi adalah bila bunga kredit yang kita bayarkan selama ini terus naik, sementara ada bank yang menawarkan bunga yang lebih kompetitif. Namun juga kita harus ingat bahwa ketika kita hendak memindahkan kredit ada biaya-biaya yang harus kita bayarkan baik ke pihak bank yang lama maupun bank yang baru. Ditambah lagi dengan dokumen-dokumen administrasi yang harus dilengkapi, maka kita harus berhitung apakah sebanding tenaga dan biaya yang kita keluarkan dibandingkan penurunan kredit yang kita bayarkan.
3. Pada kondisi seperti apa kredit properti yang kita tanggung sekarang, wajib di-over kredit? Mohon dijelaskan?
Menurut saya tidak ada kondisi yang mewajibkan kita melakukan pemindahan kredit ke bank lain. Baru benar-benar wajib semisal bank tersebut menerapkan bunga kredit yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari bank-bank lainnya. Namun keadaan tersebut menurut saya hampir tidak mungkin karena bila keadaannya benar seperti itu maka bank tersebut sama saja bunuh diri karena akan menjadi sangat tidak kompetitif.
4. Apa tanggapan mas Andy tentang program BII dan BCA di atas?
a. Apa plus dan minusnya? Mohon dijelaskan?
b. Apa yang harus diperhatikan jika akan mengambil kredit BII ini?
Plusnya dari produk ini adalah bunga yang cukup kompetitif, adanya fitur bebas pinalty bila kredit dilunasi sebelum waktunya, serta bonus feature yang sebenarnya tidak terkait langsung dengan core produknya seperti asuransi kesehatan maupun kartu kredit. Minusnya adalah apabila BI rate melonjak, maka otomatis bunga kreditnya juga akan ikut naik. Yang perlu diingat adalah selalu pelajari dan pahami syarat dan ketentuan produk yang akan dibeli.
5. Berdasar informasi tentang SBDK, dari lima besar berbunga terendah, empat diantaranya BPD.
a. Apa tanggapan mas Andy?
b. Menarik dan layakkah dipertimbangkan tawaran dari BPD tersebut? Apa plus dan minusnya? Mengapa?
c. Apa yang harus dipertimbangkan jika mengambil kredit di BPD? Mohon dijelaskan?
Tawaran dari BPD ini tentu sangat menarik, karena menawarkan bunga kredit properti yang sangat kompetitif dibandingkan dengan bank lain. Namun sebelum memutuskan mengambil layanan yang diberikan oleh BPD tersebut, ada baiknya kita mencari tahu dahulu term and codition yang berlaku di bank tsb seperti apa. Saya yakin saat ini sangat berlaku slogan “no free lunch”. Artinya mungkin saja bunga kreditnya rendah, namun perlu bisa saja dibalik tawaran bunga rendah tersebut ada biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh konsumen dengan lebih mahal. Selain itu pertimbangkan juga pelayanan yang diberikan, jaringan bank tersebut, serta kemudahan dalam melakukan pembayaran.
6. Selain program khusus yang ditawarkan BII, tawaran bunga kredit kepemilikan properti setidaknya ada beberapa jenis spt: fixed rate (bunga tetap dalam kurun tenor tertentu), floating (sesuai bunga pasar), fixed+floating (gabungan antara bunga tetap beberapa tahun lantas dilanjutkan floating), fixed+cap+floating (gabungan bunga tetap, bunga maksimal X% untuk beberapa tahun lantas bunga sesuai pasar), dll.
a. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih skema kredit properti?
b. Dari sekian jenis tawaran bunga tersebut, model seperti apa yang menarik untuk dipertimbangkan saat ini? Menilik potensi BI rate ke depan juga, apakah ada kecenderungan naik, tetap atau justru turun?
Yang harus diperhatikan adalah bunga yang ditawarkan, pelayanan dan fasilitas yang diberikan serta kemudahan dalam melakukan pembayaran. Dari skema-skema yang ada memang masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Untuk skema bunga float pasti menguntungkan bila bunga turun, namun akan tidak enak bila bunga terus naik. Untuk skema yang fixed keunggulannya adalah sampai akhir masa pembayaran, biaya yang harus dibayarkan tetap.
Untuk BI rate ke depan, potensi untuk naik tetap ada namun sepertinya tidak akan terlalu signifikan kenaikannya karena krisis Eropa tidak akan memberi dampak yang mendalam bagi perekonomian Indonesia, ditambah pertumbuhan kelas ekonomi menengah Indonesia yang terus bertambah.
7. Dalam memilih bunga kredit properti, lebih banyak nasabah/konsumen tak tahu dari mana asal-muasal perhitungan besar cicilan bulanan tersebut didapat. Alhasil mereka hanya terima-terima saja besar cicilan yang disodorkan pihak bank.
a. Apakah ada masukan soal transparansi cicilan kredit properti ini mas?
b. Atau adakah ilmu dan informasi yang bisa di-sharingkan dalam menghitung bunga kredit melalui simulasi sederhana misalnya yang bisa sekaligus membandingkan besar cicilan dari beberapa skema kredit?
Ketika konsumen hendak membeli suatu properti dengan cara kredit, pihak developer ada yang sudah bekerja sama dengan beberapa bank sebagai penyedia kredit, namun ada juga yang membebaskan konsumen untuk mencari bank penyedia kredit yang sesuai dengan keinginannya. Bila developer sudah menentukan bank mana saja yang menjadi rekanan mereka, maka nasabah tidak memiliki pilihan yang banyak untuk mendapatkan tawaran terbaik. Tapi bagi konsumen yang memiliki kebebasan untuk mencari bank yang diinginkannya, harus diperhatikan adalah setiap bank ketika memberikan penawaran di iklan biasanya hanya membesarkan ‘selling point’ yang mereka miliki. Mereka tidak menyembunyikan biaya-biaya lainnya, namun kadang untuk mengetahuinya dengan detail seperti apa syarat dan ketentuannya memang kita harus bertanya langsung dan meminta simulasinya kepada marketing bank tersebut.
Di era informasi saat ini, bila kita browsing di internet akan ada banyak informasi yang kita dapatkan tentang bagaimana kita bisa mensimulasikan kredit yang akan kita ambil. Bahkan di website tersebut menyediakan juga kalkulator untuk menghitung kreditnya. Dari simulasi tersebut kita bisa mengetahui secara sederhana berapa cicilan yang harus kita bayarkan. Tinggal kemudian kita tanya ke pihak bank tentang biaya-biaya administrasi yang harus kita bayarkan.
Simak juga artikel “Mengukur Tingkat Kecukupan Dana Cadangan”
Andy Nugroho, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial