Jenis-jenis Pembiayaan Bank

Jenis-jenis Pembiayaan Bank

by February 27, 2015

Jenis-jenis Pembiayaan Bank

Jenis-jenis Pembiayaan Bank

Beberapa waktu yang lalu, kita telah membahas bagaimana bank melakukan penghimpunan dana dari masyarakat. Telah dijelaskan pula jenis-jenis dana yang dihimpun tersebut serta tingkat likuiditas dari masing-masingnya.

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh bank terhadap dana yang berhasil dihimpun tersebut? Seberapa besar sesungguhnya dana tersebut dapat bermanfaat bagi nasabah dan bank yang bersangkutan?

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, tugas bank selain menghimpun dana dari masyarakat adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam skema kredit atau pembiayaan. Bagi bank, pemberian kredit kepada masyarakat bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata-mata, namun merupakan suatu bentuk partisipasi pihak perbankan kepada pemerintah untuk meningkatkan dan menggerakkan roda perekonomian di berbagai sektor.

Mengapa demikian? Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, karena semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai jenis usaha, yang berarti pula peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah dari keuntungan yang diperoleh nasabah bank. Selain itu, pemberian kredit pembangunan usaha atau perluasan usaha akan membuka kesempatan kerja sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. Dengan pemberian kredit usaha, devisa negara dapat dihemat, karena produk-produk yang sebelumnya diimpor mungkin saja dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang diberikan bank tersebut. Jumlah barang dan jasa meningkat, dan apabila produk dari kredit yang dibiayai tersebut dapat diekspor ke luar negeri, maka berarti pula peningkatan bagi devisa negara.

Banyak sekali bukan dampak positif dari penyaluran kredit perbankan ke tengah masyarakat? Namun jangan salah, hal-hal positif tersebut akan muncul ke permukaan sebagai dampak dari penyaluran kredit perbankan yang benar dan tepat. Penyaluran kredit yang salah dan tidak tepat sasaran malah akan berdampak sebaliknya, menjadi bumerang bagi pihak bank sebagai kredit macet maupun nasabah yang tidak dapat melakukan kewajiban pembayaran kreditnya dengan sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu, analisa kredit dan resiko merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh bank sebelum menyalurkan kredit kepada nasabah, guna menghindari resiko kegagalan dikemudian hari.

Secara umum, jenis-jenis kredit dapat dibagi menjadi beberapa segi antara lain :

1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Kredit yang digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif panjang.

b. Kredit modal kerja
Kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja untuk pembelian bahan baku, membayar gaji karyawan atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian untuk menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan untuk menghasilkan barang tambang.

b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Contoh, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan kendaraaan bermotor (KPM), kredit pemilikan perabotan rumah tangga, kredit renovasi rumah, kredit tanpa agunan untuk biaya melahirkan, pendidikan, pernikahan, wisata, dan kredit konsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan/niaga
Kredit yang digunakan untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contoh untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah
Kredit yang jangka waktunya 1–3 tahun. Biasanya untuk investasi seperti kredit pertanian untuk tanaman jeruk atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang
Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, diatas 5 tahun. Biasanya kredit ini dikhususkan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit dan untuk kredit konsumtif seperti kredit pemilikan rumah.

4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan,  dapat berupa barang berwujud atau tidak berwujud (jaminan orang, personal guarantee). Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. Contoh kredit pemilikan rumah jaminannya adalah rumah yang dibeli tersebut.

b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. Contoh kredit yang diberikan melalui kartu kredit atau kredit tanpa agunan yang dapat digunakan untuk keperluan konsumtif.

5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai sektor pertanian dan perkebunan. Kredit yang diberikan ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai sektor peternakan, misalnya ayam untuk kredit jangka pendek dan kambing atau sapi untuk kredit jangka panjang.

c. Kredit industri, yakni kredit untuk membiayai industri kecil, menengah dan besar.

d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai usaha tambang, seperti tambang emas, minyak atau timah. Kredit ini termasuk kredit jangka panjang.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit  yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, pengacara, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan pembelian rumah. Termasuk kredit jangka panjang.

h. Kredit otomotif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor.

i. Dan lainnya.

Nah, bagi anda yang saat ini ingin melakukan perluasan usaha atau sekedar ingin memiliki mobil baru namun tidak punya dana yang cukup, jangan ragu, anda tidak perlu menunda keinginan anda tersebut sampai uang anda cukup untuk memenuhi kebutuhan anda.

Dengan pertimbangan dan perhitungan yang tepat, anda dapat memilih salah satu dari skema kredit yang ada, yang sesuai dengan kebutuhan anda. Jangan lupa, kenali persyaratan yang harus anda penuhi sebagai kreditor sebelum anda mengajukan permohonan. Jangan mengajukan permohonan apabila anda tidak merasa yakin bahwa anda dapat memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, agar permohonan kredit anda tidak sia-sia. Pelajari pula syarat-syarat pembayaran dan penyelesaian kredit yang bersangkutan, dan jangan ragu untuk bertanya lebih dalam jika anda kurang jelas atau ragu dengan informasi yang anda terima sebelumnya. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Betul kan?

Semoga ulasan ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi anda yang membacanya.

Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi – Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial, Mitra Rencana Edukasi
Workshop The Enterprise You – Cara Pintar Ngatur Duit, Berbisnis dan Berinvestasi
Workshop : Smart Money Game (Papan Permainan Edukasi Perencana Keuangan)